Penciptaan Malaikat, Jin, Iblis, dan Setan
Berikut ini adalah penjelasan mengenai penciptaan tersebut. Hal ini dikutip dari buku Rahasia Alam Malaikat, Jin, dan Setan yang ditulis oleh Prof. Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah binti Abu Bakar, Rasulullah SAW memberitahukan bahwa malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya. Rasulullah bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ ». (رواه مسلم)
"Malaikat itu diciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari api yang menyala-nyala, sedangkan Adam diciptakan dari apa yang telah dijelaskan pada kalian." (HR. Muslim)
Namun, sebagian ulama menolak hadis tersebut dan hadis-hadis yang sejenis. Karena ini merupakan hadis ahad, dan hadis ahad tersebut tidak bisa dipergunakan untuk menjadi dasar dari akidah.
Menurut Prof. Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar hadits di atas hanya sebatas mengabarkan bahwa malaikat diciptakan dari cahaya. Sebab itulah kajian lebih lanjut terkait cahaya apa yang menjadi asal penciptaan malaikat tidak dapat dilakukan.
Adapun penjelasan mengenai kapan malaikat diciptakan, juga tidak dirinci dalam keterangan hadits maupun ayat Al-Qur'an.
Namun, bisa diketahui bahwa malaikat diciptakan sebelum Nabi Adam AS. Hal ini didasarkan dari surah Al-Baqarah ayat 30, di mana Allah mengabarkan kepada malaikat bahwa Dia akan mengangkat khalifah di muka bumi.
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi..."
Setan dalam bahasa Arab disebut dengan as-syaithan. Kata ini digunakan untuk menyebut makhluk halus karena kesombongan dan sifatnya yang selalu membangkang terhadap Allah SWT.
Setan juga adalah makhluk yang sangat putus asa terhadap rahmat Allah SWT, sehingga Al-Qur'an menyebutnya pula dengan Iblis. Dalam bahasa Arab, kata iblis disusun dari kata al-balas atau orang yang tidak memiliki kebaikan dan ublisa yang berarti putus asa serta bingung.
Setan disebut juga dengan thaghut, seperti dalam firman Allah surat An-Nisa Ayat 76:
لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۚ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ الطَّاغُوْتِ فَقَاتِلُوْٓا اَوْلِيَاۤءَ الشَّيْطٰنِ ۚ اِنَّ كَيْدَ الشَّيْطٰنِ كَانَ ضَعِيْفًا ۚ ࣖ
Artinya: "Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, maka perangilah kawan-kawan setan itu, (karena) sesungguhnya tipu daya setan itu lemah."
Asal usul setan disebutkan Ibnu Taimiyah dalam kitab Majmu' al Fatawa bahwa termasuk dari golongan jin, sehingga tercipta dari api.
"Setan adalah asal jin sebagaimana Adam adalah asal manusia," tulis Ibnu Taimiyah.
Ibnu Taimiyah juga menambahkan, setan memang tergolong dengan malaikat dari segi rupanya. Namun, setan bukanlah golongan malaikat bisa dilihat dari segi asal usul atau dari segi macamnya.
Prof. Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar menjelaskan tentang tujuan penciptaan jin, yaitu sama dengan tujuan diciptakannya manusia. Allah berfirman dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku,"
Jin sendiri juga terbagi menjadi beberapa kelompok seperti manusia. Ada diantara mereka yang istiqomah dalam mengerjakan amal kebaikan.
Ada juga yang bodoh serta lalai. Ada juga yang termasuk golongan jin kafir dan jumlahnya adalah yang terbanyak.
Rasulullah SAW dalam haditsnya mengabarkan tentang asal penciptaan bahwa malaikat diciptakan dari cahaya, dan jin diciptakan dari api. Hal ini sekaligus juga untuk membantah mereka yang tidak membedakan asal penciptaan keduanya.
Menurut sumber lain dalam buku Yang Tersembunyi oleh M Quraish Shihab, kata jin sendiri berasal dari akar kata jinnun yang artinya ketersembunyian atau ketertutupan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti jin juga dijelaskan sebagai makhluk halus (yang dianggap berakal).
Itulah sedikit penjelasan mengenai penciptaan malaikat, jin, iblis dan setan yang bisa diketahui.
TRIBUNNEWS.COM - Malaikat termasuk makhluk Allah SWT yang memiliki berbagai keistimewaan.
Malaikat diciptakan dari nur Ilahi (cahaya Allah) untuk melakukan tugas-tugas tertentu yang telah diberikan.
Lantas, apa saja tugas malaikat Ruh al Qudus?
Ruh al Qudus (Roh Kudus) adalah julukan dari Malaikat Jibril.
Di dalam Al Quran, Malaikat Jibril memiliki beberapa julukan, seperti Ruh al Amin dan Ruh al Qudus (Roh Kudus), Ar-Ruh Al-Amin dan lainnya.
Malaikat Jibril adalah satu dari tiga malaikat yang namanya disebut dalam Al Quran.
Nama Malaikat Jibril disebut dua kali dalam Al Quran yaitu pada surat Al Baqarah ayat 97-98 dan Surah At-Tahrim ayat 4.
Baca juga: 10 Nama Malaikat dan Tugasnya, Malaikat Izrail: Pencabut Nyawa
Melansir Gramedia.com, Malaikat Jibril memiliki sebuah tugas untuk para rasul.
Tugasnya adalah untuk menyampaikan wahyu dan mengajarkannya kepada para nabi dan rasul.
Namun, dibalik itu semua ada tugas lain yang dilakukan oleh Malaikat Jibril.
Tugas tersebut adalah meniupkan ruh pada setiap janin yang ada pada tubuh manusia.
Tugas Malaikat Jibril juga untuk memenuhi atau menahan tugas manusia.
Selain itu, Malaikat Jibril juga bertugas untuk membawa rahmat.
Rahmat itu ditujukan kepada mereka yang senantiasa menjaga kesucian ketika tiba sakaratul maut.
`Azâzîl (Arab: ‘Azāzīl, Inggeris: Azazel, Izazil) merupakan nama asli dari Iblis[1] yang merupakan ketua daripada bangsa jin,[2]sedangkan pendapat lain mengatakan bahawa nama asli bagi Iblis adalah al-Harits.[1] Menurut syariat Islam `Azâzîl adalah pemimpin kelompok syaitan dari kalangan jin dan manusia.
Sebelum diciptakannya Adam, Azâzîl pernah menjadi Imam para Malaikat (Sayyid al-Malaikat)[3][4] dan Khazin al-Jannah (Bendaharawan Syurga), selama beberapa puluh ribu tahun sebelum menderhaka kepada Allah. Nama Azazil dapat ditemui dalam beberapa kitab tafsir, diantaranya dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir, (Mujallad I-1/76 – 77), Tafsir Al- Khozin – Tafsir Al- Baghowi (I-1/48).
Perkataan Azazil merupakan bahasa Arab Kuno yang terdiri daripada dua suku kata iaitu Aziz (عزيز) yang bermaksud terhormat, berharga, sangat kuat dan (ال) Eil yang merupakan penamaan Allah pada zaman Arab Kuno. Azazil secara harfiah bermaksud Makhluk kuat Allah atau Makhluk terhormat Allah.
Azâzîl terdiri atas al-‘azâz yang bermaksud 'hamba' dan al-îl yang bermaksud 'Allah' . Perkataan al-‘azâz berasal daripada al-‘izzah yang bermaksud kebanggaan atau kesombongan atau dapat dimaksudkan sebagai mahluk yang membawa kesombongannya milik Allah. Dinamakan demikian kerana ia tercipta daripada api. Perkataan al-‘azâz (العزاز) terdiri daripada empat huruf, iaitu huruf ‘ain, zây, alif, dan zây yang kedua. Masing-masing huruf menunjukkan sepak terjang iblis, kerana setiap nama itu menunjukkan perbuatan pemiliknya.
Daripada huruf ‘ain muncul perkataan ‘ulluw ‘kesombongan’, daripada huruf zây muncul perkataan zuhw ‘sikap takabur’, daripada huruf alif muncul perkataan ibâ’ ‘penentangan’ dan istikbâr ‘sifat angkuh’. Kesombongan, sikap takabur, penentangan, dan sifat angkuh merupakan sifat-sifat yang dimiliki iblis. Inilah tafsir nama asli iblis iaitu Azâzîl.
Azâzîl terlalu banyak memiliki jolokan, seperti Sayid al-Malaikat dan Khazin al-Jannah.
Di setiap langit ia memiliki jolokan yang sangat bagus,[5] adalah :
Sebelum dilaknat oleh Allah, Azâzîl memiliki wajah rupawan cemerlang, mempunyai empat sayap, banyak ilmu, terbanyak dalam hal ibadah serta menjadi kebanggan para malaikat dan dia juga pemimpin para malaikat karubiyyuun, memiliki tempat dibeberapa langit, mendengarkan berita-berita rahasia Tuhan dan masih banyak lagi.
...dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang[6] barangsiapa yang (mencuba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya) (Al-Jin 72:9)
Setelah ia enggan untuk bersujud kepada Adam, Allah memanggilnya Iblis dan mengubahkan mukanya pada asalnya yang sangat indah cemerlangan menjadi bentuk seperti babi hutan. Allah mengubah kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu seperti wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya. Lubang hidungnya terbuka seperti ketel tukang bekam, kedua bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai.
Pendapat kedua adalah, "Nur" atau cahaya iman telah ditarik balik dari wajah nya. Wajah nya masih sama seperti dahulu. Hanya tidak bercahaya.
Azâzîl diberi umur sehingga pada hari kiamat. Dia janji untuk menyesatkan manusia sebanyak mungkin dan untuk menemaninya di neraka Jahannam kelak.
Permintaan Azâzîl kepada Allah:
Berkata iblis: Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan.(Al-Hijr, 15:36)
Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya. (Shaad, 38:85)
Diriwayatkan, bahawa Malaikat Israfil telah membaca tulisan di Luh Mahfuz tentang seorang hamba Allah yang telah beramal ibadat kepada Allah selama lapan puluh ribu tahun, tetapi ibadatnya itu ditolak dan dia dilaknat oleh Allah. Nama hamba Allah itu tidak dijelaskan dalam catatan tersebut. Oleh sebab itu, Israfil terlalu dukacita dan menangis karena khuatirkan dirinya sendiri yang dimaksudkan dengan hamba Allah tersebut.
Para malaikat bertanya kepada Israfil untuk mengetahui kenapa dia menangis. Lalu Israfil menyatakan apa yang telah dilihatnya (dibacanya) di Luh Mahfuz itu. Para malaikat semuanya turut menangis. Masing-masing khuatir kalau-kalau keadaan yang amat malang itu akan berlaku ke atas diri mereka.
Dalam keadaan berdukacita itu, para malaikat itu tiba-tiba teringat kepada Azazil, hamba Allah yang terkenal dengan doanya yang paling mustajab. Lalu mereka mengambil keputusan untuk pergi meminta pertolongan kawan mereka yang bernama Azazil itu. Secara beramai-ramai mereka pergi menemui Azazil. Kepada Azazil mereka ceritakan masalah yang mereka hadapi itu dan seterusnya meminta Izazil berdoa supaya nasib yang malang itu tidak melibatkan mereka. Azazil pun berdoa untuk para malaikat itu, tetapi terlupa hendak mendoakan dirinya sendiri.
Sebenarnya, Azazil sendiri pernah melihat satu surat di atas pintu syurga yang mengisahkan tentang seorang hamba Allah, diantara hamba-hamba Allah yang Muqarrabin, yang enggan mematuhi satu perintah Allah. Lalu Azazil mengutuk hamba Allah yang ingkar itu, selepas memohon keizinan untuk berbuat demikian daripada Allah. Maka terlaknatlah hamba Allah itu selama seribu tahun. Tidak disangkanya, bahawa hamba Allah itu ialah dirinya sendiri.
Kedua-dua suratan yang tercatat di Luh Mahfuz dan di atas pintu syurga itu sebenarnya mengenai diri Azazil sendiri, yaitu apabila dia enggan mematuhi perintah Allah supaya sujud kepada Adam. Sejak itulah namanya diubah daripada "Azazil" kepada "Iblis", dan seterusnya, Iblis atau Azazil ditolak dari pintu rahmat Allah untuk selama-lamanya.
Azazel dalam Perjanjian Lama adalah kambing jantan yang akan digunakan sebagai korban untuk penghapus dosa. Upacara penyucian dosa ini pertama kali diberikan oleh Tuhan kepada Adam setelah manusia terjerumus ke dalam dosa, dan di lanjutkan kembali oleh Nabi Musa pada saat umat Israil keluar dari perbudakan bangsa Mesir. Imamat 16.
Kerana menentang hukum Tuhan menuntut nyawa dari si pelanggar. Darah yang melambangkan hutang nyawa orang yang berdosa yang kesalahannya ditanggungkan kepada korban, lalu dibawa imam ke dalam bilik yang kudus dan memercikannya di hadapan tirai penghubung, yang di belakangnya terdapat tabut perjanjian yang berisi hukum yang dilanggar oleh orang yang berdosa itu. Dengan upacara ini dosa-dosa melalui darah, dipindahkan secara simbolis ke tempat kudus. Dalam beberapa kes, darah tidak dibawa ke dalam bilik yang suci, tetapi dagingnya kemudian akan dimakan oleh imam, sebagaimana Musa memberi petunjuk kepada anak-anak Harun dengan mengatakan,"Tuhan memberikan kepadamu, supaya kamu mengangkut kesalahan umat." Imamat 10:17.
Dengan demikian dosa-dosa umat bani Israil dipindahkan. Sekali setahun, pada hari besar pendamaian, imam memasuki bilik yang maha kudus untuk membersihkan dan memulihkan tempat kudus. Pekerjaan ini dilakukan untuk mengakhiri pelayanan tahunan. Pada hari pendamaian dua ekor kambing jantan (=yang akan ditentukan bagi Azazel atau Mesias) dibawa ke pintu kemah suci, lalu dibuang undi bagi keduanya, sebuah undi bagi TUHAN, dan sebuah lagi bagi Azazel (pembuangan total).(Imamat 16:8). "Kambing yang terundi bagi Tuhan akan disembelih sebagai korban persembahan banyak orang.Dan imam akan membawa darahnya ke dalam tirai selubung, dan memercikan ke atas mezbah pedupaan yang dihadapan tirai selubunng.
Dan Harun harus meletakkan kedua tangannya ke atas kepala kambing jantan yang hidup itu dan mengakui di atas kambing itu segala kesalahan umat bani Israil dan segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka; ia harus menanggungkan semuanya itu ke atas kepala kambing jantan (Azazel) itu dan kemudian melepaskannya ke padang gurun dengan perantaraan seseorang yang sudah siap sedia dengan itu. Demikianlah kambing jantan itu (Azazel) harus mengangkut segala kesalahan bani Israil ke tanah yang tandus dan kambing itu harus dilepaskan di padang gurun (Imamat 16:21,22). Orang yang menggiringnya ke padang gurun harus membasuh dirinya dan pakaiannya dengan air sebelum kembali ke perkemahan.
Seluruh upacara itu dimaksudkan untuk memberi kesan kepada orang bani Israil mengenai kekudusan Tuhan dan kebencianNya kepada dosa. Dan lebih jauh, untuk menunjukkan kepada mereka bahwa mereka tidak boleh berhubungan dengan dosa tanpa menjadi cemar dan najis. Karena Tuhan tidak pernah sedikitpun mengijinkan dosa, walaupun umatNya sering melakukan amal dan berprilaku sangat baik, hanya dengan setitik dosa saja manusia tetap tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Templat:Makhluk-legendaris-stub
Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.
Penciptaan malaikat, jin, iblis, dan setan dijelaskan dalam Al-Qur'an maupun hadits. Sebab keterbatasan nalar dan kemampuan manusia, dalil-dalil tersebut mengungkap secara detail rahasia di balik penciptaan keempatnya.
Sementara malaikat sendiri merupakan salah satu dari enam rukun Iman yang harus diyakini oleh umat Islam. Dengan mengetahui penciptaannya maka akan bertambah juga keimanan kita kepada Allah.